Di internet kita bisa memesan obat-obat ternama seperti Cialis, Levitra, dan Viagra tanpa menyertakan resep dokter. Kita bisa juga memesan obat herbal “alami” yang efeknya sama dengan obat-obatan untuk disfungsi ereksi yang tersohor. Dibandingkan dengan beli di apotek, obat-obatan itu jauh lebih murah. Di samping itu, pria juga diuntungkan tak perlu malu membahas masalah pribadinya dengan seorang dokter.
Ternyata harga yang murah itu tak disertai dengan kualitas. Penyelidikan FDA (Food and Drug Administration) di AS menemukan “suplemen makanan” yang dijual untuk mengatasi disfungsi ereksi sebenarnya mengandung sildenafil – kandungan aktif dalam Viagra. Sementara obat-obatan lain yang dijual online mengandung bahan obat berbeda seperti antibiotika metronidazole dan obat kesuburan clomiphene.
Meskipun mengandung bahan aktif yang memang sesuai, obat disfungsi ereksi itu tidak diberikan dalam dosis yang tepat. Ketika sample 100 mg tablet Viagra yang dijual online itu dites oleh FDA, hanya sepuluh persen yang mendekati kekuatan yang seharusnya.
Bahaya bukan sekedar itu. Membeli obat dari sumber yang tak jelas berarti membuat kita berisiko beli obat palsu. Lebih dari separuh obat yang dijual secara online itu palsu.
“Bisa saja kandungan zat aktifnya dikurangi dan dicampur zat tepung. Proses produksi yang seadanya seringkali menyebabkan pencemaran pada obat itu. Bisa juga obat itu tidak dicampur tepung melainkan bahan yang tak boleh dikonsumsi manusia,” papar Prof. Wimpie Pangkahila, SpAnd, ahli seksologi dari Universitas Udayana.
Obat palsu itu biasanya diproduksi dalam industri rumahan sehingga tak ada standar kebersihan yang berlaku dalam pembuatan obat. “Penggrebekan pabrik obat palsu menunjukkan industri obat palsu itu tidak lebih bersih dari toilet umum,” ujarnya.
Obat-obat yang mengaku-aku herbal untuk disfungsi ereksi juga tak kalah bahayanya. Contohnya, obat dengan kandungan aktif sildenafil yang ditemukan FDA tersembunyi dalam obat “herbal” online. Ketika obat ini diminum oleh mereka yang mengonsumsi nitrat untuk penyakit jantung, sildenafil bisa menyebabkan penurunan tekanan darah yang berbahaya. Kejadian di Singapura tahun 2008, 150 orang dirawat di rumah sakit mengalami penurunan tekanan darah mendadak setelah minum obat antidisfungsi ereksi.